SeLamat datangg...


welcome...Sugeng rawuh...verwelkomen..benvenuto...gratus...willkommen...hougei...bem-vindo...

Jumat, 13 Februari 2015

Menjadi Tuaaa....



           Benar kata banyak orang “Dewasa itu pilihan, tua itu pasti”. Kalau disuruh milih sih aku gak mau jadi tua. Sekarang aja rasa-rasanya aku pengen mbalik jadi anak SD atau SMP aja lah, ketika yang dipikirkan hanya pelajaran (itu pun kalau mau ujian), mengerjakan tugas kelompok dan PR (sambil main-main), extra, dan main-main. Padahal dulu pas masih SD atau SMP pengennya cepat besar, cepat kuliah, cepat kerja, dsb. Ternyata oh ternyata lebih enak jadi anak kecil, tenin wes.
            Tapi kalau mau jadi kecil terus, kapan kita besarnya? Kapan kita dewasanya? Yaaa…kita gak bisa menghentikan waktu atau memutar waktu kembali sih ya. Hidup adalah gratisan paling gratis dari Tuhan. Setiap pagi kita bangun adalah gratisan dari Tuhan. Setiap tahun kita tambah usia adalah gratisan juga dari Tuhan. Dan ketika setiap tahun aku tambah usia, kedua orang tuaku, simbah2 ku juga tambah usia, tambah tua.
            Duluuu, ketika aku masih SD, disekitar rumahku masih ramaii, masih ada kedua simbahku yang tinggal bersamaku, masih ada simbah sebelah kiri rumah, masih ada Yani dan kedua simbahnya, masih ada mbah Mul dan mereka masihh sehat semuaa. Pas masih SD, kalau aku sakit, masih ada mbah putri yang menemani, karena bapak-ibuk berangkat ke sekolah. Ketika ak nabrak pintu, kepalaku berdarah-darah, dan ak nangis2, semua simbah2 di sekitar rumahku datang. Ketika gusi ku dijahit, semua simbah2 disekitar rumahku mengunjungi dan aku pura2 tidur karena pasti aku dimarahi. Ahh…..
            Sekarang? Yaa waktu terus berjalan sih ya. Pas kelas 2 SMP simbah putri meninggal, tahun 2012 lalu simbah kakung meninggal. Simbah disebelah kiri rumah juga udah meninggal lama. Mbah Dirjo kakung meninggal sekitar 7 bulan setelah mbah kakung meninggal. Mbah Mul udah sakit sejak sebelum Mbah Kakung meninggal. Pak Pujo meninggal sekitar pertengahan tahun 2014 kemarin. Yaampun…sekitar rumahku jadi sepi banget. Mas Andri ke Jakarta udah sejak 2010 atau 2011 itu. Dan sekarang Yani ke NTT. Jadi sekarang tiga rumahh yang besarrrr2 di belakang rumahku hanya dihuni 1 orang saja.
            Atau karena aku nganggur jd aku merasa sekitar rumahku jd sepi?*eh… Aku jd khawatir, ketika aku semakin tambah umur, maka kedua orang tua ku juga tambah tua.Tapi, ya begitulah kenyataannya. Aku tidak masalah ketika I have to be a driver for them, ketika ak disuruh manasi mobil, disururuh ngantar ke bank, disuruh ngantar periksa, nunggu opname, nyari & ngecek simbah karena ditlepon gak bisa, dll. Ketika ak hanya bermaksud mampir sebentar tapi akhirnya jadi lama karena ngemil2 dan ngobrol2 dulu. Ketika aku hanya duduk sambil ngobrol. Ketika aku hanya menyapa saat ak lewat samping rumah. Kadang, ak jadi merasa takut dan merinding. Besok bapak-ibuk juga sendirian kayak gini? Besok kalau bapak-ibuk sudah tua siapa yang ngrewangi macem2? Besok kalau bapak-ibuk sudah tua siapa yang ngancani??
            Dulu ketika aku maksa mau ke Kalimantan (iya maksa.wkwkw), Bapak dan Ibuk kayak e berat mengizinkan aku gitu. “Sesuk nek bapak-ibuk ngopo2 sopo sik ngeterke?”sempat Bapak/Ibuk ku bilang gitu. “Yani lah” jawabku sambil tertawa. Waktu itu dia masih kuliah, jadi masih tinggal di rumah. Dan yaa…aku dengar dari cerita bapak-ibuk, Yani memang jadi super sibuk, apalagi setelah simbah kakung e meninggal. Dan pasti dia juga merasa kesepian. “Besok aku main sama siapa mbak?” tanya Yani sebelum aku berangkat ke Kalimantan waktu itu. “Ora sah neng Kalimantan, nggo kanca aku ro Yani” kata Mbah Dirjo putri juga.
            Yaa..intinya aku takut dan khawatir ketika kedua orang tau ku menjadi tua. Aku khawatir kesepian-kesepian yang akan mereka hadapi. “Terus ak nggak takut ketika aku sendiri juga tambah tua?” pertanyaan itu juga muncul dalam diriku. Hehehe…Iyaa, aku juga takut tambah tua, tapi paling tidak kedua orang tua ku dulu yang tambah tua. 

Tidak ada komentar: