SeLamat datangg...


welcome...Sugeng rawuh...verwelkomen..benvenuto...gratus...willkommen...hougei...bem-vindo...

Minggu, 19 Desember 2021

Hari Pertama PTM

Hari ini adalah hari pertama masuk sekolah terbatas setelah ada pandemi virus corona. Sejak malam aku sudah mempersiapkan segala keperluan untuk sekolah. Ada buku pelajaran, alat tulis, masker yang akan kupakai, face shield, masker cadangan dan hand sanitizer. 

Pagi ini, jam 06.30, aku sudah siap untuk berangkat ke sekolah. Aku tidak membawa makan siang, karena memang tidak dijinkan oleh bu guru. 

"Ibu, aku nggak sabar ketemu teman-teman secara langsung, selama ini lewat zoom terus sih! Ibu, hari ini siapa aja ya yang berangkat ke sekolah?" tanyaku pada Ibu. 
"Iya, tapi jangan lupa tetap jaga jarak sama teman-teman ya. Hari ini ada Peter, Emily, Kyka, Fella, Etta, dan kamu. Jadi ada 6 anak." jawab Ibu. 

"Yaaahh....Aku ngga kenal semua. ngga ada teman TK aku!" jawabku sedih. "Ibu, aku hari ini zoom lagi aja ya?" lanjutku. 
"Lho, kenapa?" tanya Ibu bingung.

"Ngga ada yang aku kenal bu. Nanti aku ngga punya teman." jawabku. 

"Achi, kan hampir 3 bulan ini kalian sudah berteman, kalian hampir setiap hari ketemu, walau via zoom. Yuk kita berangkat, nanti keburu telat lho!" kata Ibu sambil mengambil kunci motor. 

Akhirnya, aku berangkat sekolah lagi, setelah lebih dari 1,5 tahun hanya via zoom. Ada rasa takut, senang dan deg-degan. 

Sampai di sekolah, Pak Satpam langsung mengecek suhu tubuhku, setelah itu aku diminta untuk cuci tangan terlebih dahulu. 

"Bersenang-senang dan belajar ya, Achi!" kata Ibuku sambil melambaikan tangan. 
"Tapi aku takut, Bu!" kataku pada Ibu. 
"Semua akan sangat baik padamu dan bertemu langsung dengan teman-teman serta bu guru lebih menyenangkan dari pada zoom!" kata Ibu. 

Aku lalu cuci tangan kemudian menuju kelas ku, kelas 1B. Sekolahan dan ruang kelas yang sudah asing bagiku. 

"Hi Achi, sini masuk" sapa Bu Guru. 

Aku masih terdiam di depan kelas, sudah ada teman-temanku. Tapi tetap saja, aku takut. 

"Hai, Achi..sini-sini! Duduk di sini!" kata Fella sambil menunjukan bangku yang kosong. 

Dengan takut, aku menuju bangku tersebut. Peter, Emily, Etta, Fella dan Kyka sedang ngobrol dengan asyik, tapi tetap jaga jarak. Aku hanya memperhatikan mereka. 

"Eh Achi, kamu membawa buku pelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia tidak?" tanya Kyka. 

"Iya, bawa." jawabku singkat. 

"Hayoo anak-anak, boleh ngobrol tapi tetap ingat untuk jaga jarak dan tetap memakai masker ya!" kata Bu Guru dengan ramah. 

"Hehee...iya bu guru!" jawab Peter sambil tertawa. 

Ternyata benar kata Ibu, bertemu dengan teman-teman dan bu guru secara langsung lebih menyenangkan. Walaupun aku dari TK yang berbeda dengan mereka, mereka sangat baik dan ramah padaku. Aku suka pelajaran tatap muka!



Minggu, 12 Desember 2021

Sepeda Dhani

   

    BRAKK! Dhani membanting sepeda yang selama ini dia pakai untuk pergi ke sekolah. Baju seragam putih nya basah oleh keringat. 

    "Kamu kenapa, Dhani?" tanya Ibu dari dalam rumah. 
    "Dhani capek!" jawab Dhani sambil membanting tas lalu mencopot sepatu. 

    "Iya, tapi ngga dibanting-banting gitu dong! Itu sepedanya rusak kalau kamu ambrukin kayak gitu." kata Ibu sambil melihat sepeda yang masih dalam keadaan ambruk. 

    "Bu, aku ngga mau ke sekolah naik sepeda itu lagi. Beliin sepeda baru bu, yang kayak punya teman-teman." kata Dhani. 

    "Kenapa sih, kok tiba-tiba minta sepeda baru? Kemarin-kemarin kamu pakai sepeda kakek itu juga ngga apa-apa". 

    "Tadi aku diejek dan diketawain sama teman bu. Katanya sepedanya Dhani aneh sekali, kayak sepeda simbah-simbah. Warnanya kusam, nggak kayak punya teman-teman yang lain. Lalu teman-teman langsung ngelihat Dhani, terus mereka ngetawain Dhani." jawab Dhani, tak terasa air mata sudah memenuhi kelopak matanya. 

    "Kamu ganti baju, cuci kaki dan tangan, lalu makan ya. Ibu tunggu di meja makan", kata Ibu sambil membelai rambut Dhani. 
    "Habis itu beli sepeda ya, Bu!" kata Dhani. Ibu hanya tersenyum. 

***

    Dhani mengambil nasi. lauk dan sayur. Bersiap untuk makan siang. Ibu menemani di meja makan. 

    "Dhani, kamu tahu kan sepeda yang kamu pakai itu punya siapa?" tanya Ibu. 

    "Punya kakek kan!" jawab Dhani. 

    "Iya, itu sepeda kakek. Sepeda kakek itu bersejarah lho, dulu kakek sama nenek sering naik sepeda itu untuk ke pasar, berjualan baju. Dan sekarang, sepeda itu masih bisa kamu pakai, itu tandanya sepeda itu awet dan kuat lho!" kata Ibu. 
    "Hah..bersejarah karena dulu dipakai untuk pergi ke pasar gitu bu?" tanya Dhani. 

    "Iya! Selain itu, kamu tahu nggak kalau kakek kita itu salah satu pahlawan Indonesia lho! Kakek ikut berjuang melawan penjajahan Belanda." kata Ibu antusias. 

    "Oh itu, dulu kayaknya kakek pernah cerita sih, tapi aku agak lupa. Emang iya kakek ikut berperang melwan Belanda?"

    "Iya dong! Dan kamu tahu ngga, sepeda kakek itu, yang kata teman kamu "sepeda tua, kayak sepeda simbah-simbah dan warnanya sudah kusam" itu, dulu juga dipakai saat kakek masih berjuang melawan penjajah." tambah Ibu. 

    "Masak sih kakek perangnya pakai sepeda? Kan penjajah pakai tank, langsung kalah dong kakek?" tanya Dhani serius. 

    "Yaa, maksud Ibu bukan saat perang pakai sepeda gitu. Tapi, sepeda itu sangat berjasa dan sangat bersejarah. Sepeda yang kamu pakai itu adalah sepedanya salah satu pahlawan Indonesia lho. Kamu seharusnya bangga dong pakai sepeda kakek." kata Ibu sambil tersenyum. 

    Selesai makan, Dhani langsung membereskan piring. Dhani ke luar rumah dan membawa sepeda tua milik kakeknya ke dalam rumah. 
    "Yuk, kita berangkat sekarang Dhani?" tanya Ibu. 

    "Hah, berangkat kemana Bu?" tanya Dhani bingung. 

    "Beli sepeda baru!" jawab Ibu sambil tersenyum. 

    Dhani tersenyum, membersihkan sepeda tua penuh sejarah milik kakeknya. "Ngga jadi Bu. Mungkin tadi karena aku capek dan lapar aja, lalu ada teman yang bilang begitu, jadi aku langsung marah. Aku ngga apa-apa kok pakai sepeda ini. Setelah mendengar cerita ibu tadi, aku justru bangga menggunakan sepeda tua ini. Sepeda bersejarah milik salah satu pahlawan Indonesia." kata Dhani sambil menegluarkan sepedanya. 

    "Lho, sekarang kamu mau kemana?" tanya Ibu bingung. 

    "Aku mau sepedaan bu!" jawab Dhani sambil tersenyum lalu mengayuh sepedanya. 




    

Selasa, 07 Desember 2021

PD: Profil Pembelajar Pancasila

 Hari ini ada Professional Development lagi yang dibawakan oleh Mr Yo. Tema PD kali ini adalah tentang Kurikulum dan Profil Pembelajra Pancasila. 

Duh, dari temanya aja udah berat, huhuu...
Selama Mr Yo menjelaskan apa itu profil pembelajar Pancasila, ingatanku kembali ke jaman SD dan ingatanku kembali ke buku cetak PPKN jaman SD, dengan cover merah dan putih (entah itu yang kelas berapa). 

Aku masih ingat beberapa materi/gambar yang ada di buku tersebut, yaitu tentang menghargai, mencintai lingkungan, gotong royong dan saling menolong. 

Mungkin seperti itulah yang dimaksud dan diharapkan dengan "profil pembelajar Pancasila". 

Profil / data/ sikap anak-anak yang sesuai dengan sila-sila yang ada di Pancasila. 

Nah setelah mengetahui apa itu profil pembelajar Pancasila, kami diminta untuk membuat sket/rencana dengan tema "River of Learning". 

And, this is mine....ngga jelas bgt lah. HAHA!

apalah ini, astri? NGga ada keterangannya lagi! haha



Ini sebenarnya msih ngambang juga, kenapa harus digambar. xoxoxo


HARI PAHLAWAN


 



Background zoom yg sangat simple. wkwkw





MARI MENJADI PAHLAWAN UNTUK DIRI KITA SENDIRI!
PAHLAWAN YANG NGGA GAMPANG MENGELUH*ngomong sama dirisendiri!*

KARTU NATAL

 








Awal Bulan

Awal bulan, dan...

Sudah 3 bulan berturut-turut seperti ini. 

Kenapa setiap bulan mengalami masalah yang sama? 

Kenapa setiap bulan harus ribet karena kesalahan yang sama (dan mungkin orang yang sama)? 

Ini tu berhubungan ke banyakkkk orang lho, ngga cuma ke satu orang aja! Masa dia lupa? 

Ahh entahlah!