Pelajaran pertama hari ini adalah olahraga. Pelajaran yang paling disukai anak-anak karena mereka bisa berlari-lari dan tidak perlu duduk diam di kelas. Anak-anak sudah berbaris rapi di lapangan basket.
“Anak-anak, hari ini kita akan bermain basket!” kata Pak
Pur, dan disambut dengan sorak-sorai anak-anak. Mereka sangat suka bermain
basket. Lalu Pak Pur membagi anak-anak kelas 6 menjadi 2 tim. Yang sedang tidak
bermain, bisa menjadi suporter bagi tim mereka.
Kapten dari tim pertama adalah Indri dan tim kedua adalah Puji. Indri dan Puji termasuk atlet di sekolah itu. Hampir semua cabang olahraga bisa dikuasai oleh mereka berdua.
Tim pertama dan tim kedua segera pemanasan sebelum melaksanakan pertandingan. Tidak lupa Indri dan Puji juga memberitahu tim mereka trik-trik saat nanti bertanding.
Prittt….prittt….pritt….. “Ayo segera berkumpul dan menempati posisi masing-masing, pertandingan akan segera dimulai.’’ kata Pak Pur. Anak-anak langsung menempati posisi mereka. Para suporter juga langsung menuju sekitar lapangan basket.
Pertandingan antara tim Indri dan tim Puji sangat seru. Skor kedua tim pun saling kejar. Permainan Indri sangat bagus, tapi dia terlalu menguasai bola. Dia jarang mengoper bola basket ke teman-temannya.
“Indri...Indri siniii…” berkali-kali teriakan itu terdengar di lapangan.
“Indri, oper bola ke temannya.’’ hampir berkali-kali Pak Pur meneriakan hal tersebut ke Indri. Tapi ternyata Indri asyik main sendiri.
Sasha dan Emily, anggota tim Indri mulai saling pandang. “Kok dia jadi main sendiri sih? Ngga mau oper bola ke kita!” bisik Sasha
“Iya, kenapa sih? Atau karena dia merasa paling bisa main basket diantara kita?” Tanya Emily.
Pertandingan semakin seru dan panas, waktu bermain masih 10 menit, dan skor mereka masing saling kejar. Tapi, ternyata Indri sudah kelelahan karena dari tadi dia tidak mau mengoper bolanya kepada teman-temannya. Skor tim Indri tertinggal jauh dari tim Puji.
Prittt...prittt...prittt…. Tanda permainan sudah selesai.
"Huhh...gimana sih kalian? Kita kalah kan!” kata Indri kepada teman-temannya.
“Kamu tu yang gimana? Jelas-jelas ini permainan basket, ini permainan tim, kerja sama, kamu ngga bisa main sendiri!” kata Emily
“Kalian lihat kan, dari tadi aku berjuang sendirian, kalian dimana?” tanya Indri dengan nada marah
“Kami dimana? Jelas-jelas dari tadi kami sudah berteriak-teriak supaya kamu mengoper bola kepada kami lho! Kamu aja yang egois, maunya main sendiri!” jawab Sasha.
“Kalian ya …” kata-kata Indri terhenti karena tiba-tiba Pak Pur datang.
“Indri, dalam bermain basket kamu tidak bisa bermain sendiri, kamu tidak bisa ingin menang sendiri, karena ini permainan yang memerlukan kerja sama. Walaupun kamu bisa bermain basket dengan sangat bagus, kamu bisa berlari dengan kencang, tapi kalau kamu tidak bisa bekerjasama, itu percuma.’’ kata Pak Pur.
“Iya, Pak Pur. Indri maunya menang sendiri. Pasti karena dia bisa bermain basket, terus jadi ngga nganggap kita. Jadi kita kalah deh. Dia ngga mau kerja sama sih!” tambah Emily lagi.
Indri hanya terdiam, dia melihat teman-temannya. Lalu dia melihat timnya Puji. Mereka terlihat sangat kompak. Indri lalu menyadari bahwa dia terlalu egois dan dia tidak mau bekerja sama dengan teman-temannya.
“Maaf ya teman-teman, aku tidak bekerjasama dengan kalian, tim kita jadi kalah deh! Jujur, aku memang mau menunjukan kepada semua orang bahwa aku bisa bermain basket dengan sangat bagus dan aku bisa berlari dengan sangat cepat. Maaf ya.’’ kata Indri dengan menyesal
"Sudah-sudah, ini kan sudah berlalu, yang penting besok lagi kita harus bisa bekerjasama jadi kita bisa mendapatkan hasil yang lebih bagus.’’ kata Sasha.