Hari Jumat ini, Saka dan teman-temannya akan mengerjakan tugas Seni Musik di rumah Saka. Mereka diminta membuat miniatur sebuah panggung pertunjukan musik. Sepulang sekolah, Saka, Andre, Imam dan Arya membeli peralatan yang akan digunakan untuk membuat tugas tersebut. Setelah itu mereka langsung menuju rumah Saka.
Hidangan makan siang yang lengkap sudah tersedia di meja makan.
“Wahh, terimakasih sekali tante, tau aja kalau kami sudah lapar’’ kata Andre sambil melihat hidangan lengkap yang ada di meja makan. Saka menaruh peralatan yang akan mereka gunakan untuk membuat miniatur panggung, ganti baju, lalu menuju meja makan.
“Yuk kita makan dulu, teman-teman!” ajak Saka sambil hendak mengambil piring.
“Eitts, semuanya harus cuci tangan terlebih dahulu ya, berdoa lalu makan.’’ kata Ibu Saka tiba-tiba. Lalu Saka dan teman-temannya bergantian menuju kamar mandi untuk cuci tangan. Setelah semua cuci tangan, mereka berdoa lalu makan. Walaupun mereka berbeda keyakinan, di sekolah mereka juga selalu makan bersama dan saling mengingatkan untuk selalu berdoa sebelum dan sesudah makan.
Selesai makan, mereka langsung menaruh piring-piring kotor di tempat cucian piring dan mulai membuat panggung miniatur. Mereka asyik berkreasi membuat miniatur panggung pertunjukan musik. Tidak terasa waktu sudah menunjukan pukul 5 sore, tugas mereka sudah hampir selesai.
“Teman-teman, aku pulang dulu ya. Udah mau maghrib.’’ kata Imam sambil merapikan barang-barangnya. Belum selesai Imam merapikan barangnya, hujan turun dengan derasnya, disambut angin dan petir.
“Eh hujan kayak gini, nanti aja pulangnya. Biar Ibuku ngasih tau kalau kalian masih di sini ya.’’ kata Saka lalu mencari Ibunya. Ibu Saka sudah menghubungi orang tua Andre, Imam dan Arya. Nanti Ayahh Saka akan mengantar mereka bertiga pulang.
Tepat saat adzan berkumandang, Saka dan teman-temannya menyelesaikan tugas mereka. Hujan masih cukup deras.
‘’Aku sama Arya mau ke masjid dulu ya. Ini udah ngga deras kok.’’ kata Imam sambil bersiap keluar rumah.
“Eh masih hujan ini, biar diantar Ayah ku aja ya.” kata Saka. Tiba-tiba Ayah Saka keluar dari kamar sambil membawa sebuah benda, ‘’Kalian sholat disini saja. Ini pakai sajadah punya om.’’ kata Ayah Saka.
“Kok Ayah punya sajadah?” tanya Saka heran.
“Loh, Om kok punya sajadah? Kan Om beragama Hindu?” tanya Arya bingung.
“Iya, teman-teman Om banyak yang beragama muslim. Dulu waktu belum menikah dan tinggal di kost, teman-teman Om sering main, jadi Om siapkan sajadah, biar mereka bisa berdoa di kostnya Om.” jawab Ayah Saka.
“Wah, Ayah kamu keren sekali, Sak!” kata Andre.
“Sekarang Imam dan Arya shalat dulu di kamarnya Saka. Nanti habis itu, Om antar kalian semua pulang ke rumah.’’ kata Ayah Saka.
“Terimakasih, Om.’’ kata Imam dan Arya hampir bersamaan.
Imam dan Arya segera mengambil air wudhu di kamar mandi, lalu shalat di kamar Saka. Selesai shalat, Ibu Saka sudah menyiapkan makan malam untuk mereka. Mereka makan bersama, selesai makan, Ayah Saka mengantar Andre, Imam dan Arya pulang. Saka dan teman-temannya senang sekali karena tugas mereka sudah selesai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar