SeLamat datangg...


welcome...Sugeng rawuh...verwelkomen..benvenuto...gratus...willkommen...hougei...bem-vindo...

Senin, 28 April 2014

Gawai Dayak ^^



“Kalau Katolik-Kristen ada Natal dan Paskah, Muslim ada Idul Fitri, nah kalau suku Dayak ada Gawai Dayak” (Puella Rue VIID)

            Akhirnya, setelah hampir 1 tahun disini, aku merasakan gawai Dayak yang sebenarnya. Dulu pada waktu di Jogja pun beberapa kali aku ikut acara gawai Dayak yang dilaksanakan oleh ikatan mahasiswa Kalimantan yang ada di Jogja. Kalau gawai Dayak yang ada di Jogja biasanya ada lomba menari, pameran kesenian2 Dayak, ada yang jual kaos2 yang bertemakan Kalimantan dan juga Dayak, ada yang buat tato, dsb.
            Terus kemarin tanggal 25 April itu gawai Dayak Nasional. Jadi kalau tahun sebelumnya, sekolah2 ada yang libur karena ada gawai. Kalau kemarin di sekolahku pulang pagi. Hehe…
Jadi, gawai itu adalah adat tradisi suku Dayak. Inti dari gawai adalah bersyukur atas panen padi. Gawai Dayak dilaksanakan sekali dalam satu tahun. Pelaksanaan gawai ini antara bulan april-juli. Kapan pelaksanaan gawai adalah kesepakatan dari warga setempat. Ada yang tanggal 25 April, 26 April, 15 Mei, 1 Juni, dsb. Sedangkan gawai Nasionalnya adalah bulan Juni. Jadi ada gawai kampong dan ada gawai nasional (umum). Tapi intinya sama, yaitu syukur atas panen padi setelah mereka berladang dan melalui proses yang cukup panjang.
            Acara dari gawai ini adalah berkunjung ke rumah-rumah, dan intinya makan, makan, makan, dan minum, minum, dan minum tuak! Ada acara ngumpan sungai juga, yang melaksanakannya adalah tetua adat.
            Nah, kemarin Jumat, ceritanya aku diajak gawai oleh Bu Eli ke Kampung Sengoret. Karena pengen tau dan belum pernah dan pengen ikuttt dan pengen main2, akhirnya aku ikut. Tapi sebelumnnya aku udah diwanti-wanti sama Ibuk Thres dan Kak Yan. Intinya gawai itu makan2 dan minum tuak, jadi aku harus hati2 kalau ditawari tua, jangan sampai mabok. Kira2 begitulah intinya. Kalau kami tidak makan atau sekedar mencicipinya, kita dianggap tidak menghargai, ntar bisa kempunan. Kempunan itu semacam kecelakaan.
            Pertama2 kami ke rumah bu Herkulana(bu Guru), kami makan2 dan minum2 (tuak), lalu ketempat Pak Roy, dan hal yang sama juga (makan2 dan minum tuak)…..dannnnnn begituuu terus sampai akhirnya kami mengunjungi sekitar 10 rumah! Hadehhhh…..tapi dibeberapa rumah, aku tidak akan dan juga tidak minum tuak, hanya cope2 aja (menyentuh makanan dan minuman) karena perutku sudah penuh dan juga menghindari mabok. Hehehe….
            Selamat gawai, saudara-saudara….. :D
           
           

Tidak ada komentar: